Selasa, 03 Februari 2009

Keluarga Drakula VS Keluarga Manusia Biasa


Drakula di waktu Santai



Judul Buku : Keluarga Flood ‘Tetangga Menyebalkan’


Penulis : Colin Thompson


Penerbit : Atria


Edisi : Cetakan II, September 2007



Drakula!


Makhluk menyeramkan yang selalu kehausan darah, dan di jamin jika kamu bertemu dengannya pastilah darahmu habis dalam sekali hisapannya. Eits,,, itu memang benar, sama halnya dengan Keluarga Drakula yang satu ini.



Keluarga Flood memang meminum darah, tapi dalam novel ini Colin Thompson menuturkan sebuah sisi lain keluarga drakula yang konyol dan jenaka, mulai dari keadaan fisik mereka, cara mereka sarapan, sekolah mereka yang jaraknya beribu-ribu kilometer, dan juga tetangga mereka yang usil dan mengganggu.



Novel fiksi terjemahan terbitan Random House Australia setebal 191 halaman ini mengisahkan mengenai keluarga Flood, keluarga ini tinggal di dunia manusia dan memiliki seorang tetangga manusia biasa yang super menyebalkan. Hingga akhirnya, keluarga Dent yang menyebalkan itu harus menemui ajal satu per satu mulai dari anak bungsunya yang disihir menjadi kulkas, anak sulung yang ditelan hidup-hidup oleh kuburan nenek Flood, bahkan ibunya yang menjadi TV Plasma super canggih dan Tn.Dent yang harus menjadi penyedot debu. Tak ketinggalan seorang Sersan yang turut campur dalam masalah dua keluarga tersebut harus mengakhiri karirnya dan diasingkan di pulau terpencil.




Novel yang memiliki judul asli The Floods ini nampaknya ditujukan untuk usia 14-keatas (remaja), karena cara penyelesaian masalah dalam cerita ini memang tidak baik jika ditujukan untuk anak-anak dibawah umur, mengingat kata saling memaafkan tak pernah disinggung dalam kisah ini, melainkan cara menyelesaikan masalah yang seimbang antara apa yang dilakukan dan apa yang didapat. Sedangkan dalam budaya Indonesia, pembalasan dendam masih sangat tidak dianjurkan meski pada kenyataannya hal itu sering terjadi. Mengingat itu, sepertinya penulis juga masih membuka peluang untuk seorang tokoh antagonis yang masih menyimpan dendamnya pada keluarga Flood, yaups… Sersan LeDouche yang diasingkan.




Selain menjadi penulis, Colin Thompson juga berperan sebagai illustrator dalam novel ini. Apalagi ia juga memiliki ciri khas dalam karyanya, sehingga pembaca juga dapat menikmati kekocakkan ilustrasi yang banyak ditampilkan. Dan yang pasti kisah Keluarga Flood ini sangat mudah dicerna oleh pembaca, meski adanya ilustrasi yang cukup banyak ini dapat juga membatasi imajinasi pembaca.




Selain isinya yang unik, novel ini juga mempunyai cover yang cukup menarik untuk sebuah cerita fiksi horror yang bercampur lelucon, apalagi kita dapat menemukan halaman silsilah keluarga yang digambar dengan bentuk sulur-sulur akar yang sangat kreatif. Tak hanya itu, di halaman belakang pun penulis menggambarkan mengenai rumah keluarga Flood lengkap dengan halamannya, serta memberikan penjelasan mengenai karakter tokoh yang ada dalam cerita secara urut bahkan sampai pada hewan-hewan peliharaan keluarga Flood dan juga tips-tips unik dari leluhur keluarga Flood.




Dan akhirnya, penulis menutup halaman terakhir dengan biografi singkat mengenai dirinya yang ditulis dengan gaya bahasa yang lucu dan unik serta dilengkapi dengan foto-foto masa kecilnya. Colin Thompson, dilahirkan di Inggris dan pada tahun 1995 pindah ke Australia hingga akhirnya melahirkan buku ini dengan bantuan bakat menulis dan menggambarnya.




Benar-benar unik dan menghibur, itulah kata-kata yang pertama muncul setelah saya usai membaca novel ini, meski gambar-gambar itu memang membatasi imajinasi saya karena tokoh antagonis digambarkan jelek sekali, tapi saya mendapatkan sensasi menonton sebuah film yang cukup menghibur dan juga santai.




Mungkin jika seseorang mengatakan bahwa ‘suatu karya harus diberikan jiwa, agar karya itu dapat hidup’… saya rasa buku ini memiliki jiwa itu… Dan kita dapat menyambut edisi kedua Keluarga Flood ‘Sekolah Sihir’.

Tidak ada komentar: